rerere, berumur 1 minggu
dibawa pulang dari rumah sakit. kecil, hanya sebesar ikan bandeng presto kata papanya bangga, hitam kemerahan seperti kepiting rebus kata ibunya dengan bahagia. hanya ASI dan cinta orangtuanya yg menjadi penyambung hidupnya.
rerere, 1 tahun
sudah berlari2 di halaman rumahnya dan sulit untuk mengerem laju larinya. tante yg tinggal di rumahnya harus menangkapnya sebelum ia tercebur ke selokan. rerere hanya suka makan nasi dan telur puyuh
rerere, usia taman kanak-kanak
kurus, kecil, mondar-mandir dengan seragam ungu TK Mawar Ceria. rerere mulai menunjukkan gejala susah makan. disuapi lalu diemut di mulut.
rerere, kelas 2 SD
inanguda (tante) datang berkunjung ke rumahnya, katanya pada rerere
“Kurus amat… mamanya nggak ngasih makan ya?”
rerere, kelas 3 SD
berkejaran dengan adiknya di dalam rumah. Jleb!! mata rerere tertancap gagang pintu. orangtua rerere membawanya ke rumah sakit. matanya didiagnosa tidak ada yang salah. Dokter menemukan yang lain. rerere menderita usus buntu.
esoknya rerere dioperasi. pengaruh infus mulai hilang dan rerere merintih kesakitan di sisi mamanya yg menjaganya. hari pertama pulang dari rumah sakit, rerere dengan tak sabar membuka semua biskuit yang diberikan kepadanya ketika ia diopname. lalu, Yono si tukang mie ayam bangka kesukaan se-RT lewat di depan rumah. semua memesan mie, termasuk rerere. Lalu suara klakson tukang burger terdengar, rerere memohon pada mamanya untuk beli burger. rerere akhirnya berkenalan dengan tomoko simanjuntak
rerere, kelas 4 SD
mulai buncit, dan pemakan segala. mama rerere nggak pernah lagi kesulitan untuk menyuruh anaknya makan.
rerere, SMA
berangkat pagi, mama rerere mewajibkan anaknya sarapan sebagai asupan energi sebelum ke sekolah. mamanya juga menyiapkan dua kotak nasi goreng. satu untuk anaknya, satu untuk teman-teman sekelas rerere yang sering nimbrung memakan bekal rerere.
rerere, kuliah
terbangun di pagi hari di kostnya, ke warteg adalah hal yang pertama dilakukan rerere. pulang kuliah rerere segera ke warteg, membungkus makanannya dan memakannya di kost. rerere tidur siang setelahnya. terbangun sore hari, rerere kembali ke warteg. nonton tv, jalan-jalan, belajar di malam hari membuat rerere kelaparan menjelang tengah malam sebelum tidurnya. ia membeli nasi goreng. rerere tidak sadar, tomoko simanjuntak, teman setianya dari kelas 3 SD masih setia bersamanya.
rerere, lulus kuliah, belum masuk kantor
bosan di rumah, rerere menghabiskan waktu dengan tidur, nonton TV dan makan. rerere sangat memanjakan tomoko.
rerere, 23 tahun, bekerja
rerere menyadari kehadiran tomoko simanjuntak dalam hidupnya. ia sangat memanjakan tomoko. rerere selalu mengajak tomoko dalam setiap momen hidupnya. momen bahagia, rerere merayakannya dengan keluarga dan teman-teman tersayangnya, termasuk tomoko. di kala kegundahan melanda, rerere melewatkannya dengan makan hanya bersama tomoko. tak pernah ketinggalan di tengah rutinitas hidup rerere, tomoko akhirnya mengendalikan rerere.
rerere, hari ini…
rerere : “Tomoko, aku tau kamu selalu menjadi tempat pelarianku, hampir setiap hari aku bersamamu dan selalu menuruti kemauanmu. saat ku bahagia, kamu ada untukku. di saat sedihku, hanya kamu yang menghiburku, tapi tomoko, aku tidak bisa lagi menuruti keinginanmu. semua memang sudah terjadi, tapi semua masih bisa diperbaiki tomoko. hanya jika aku tidak lagi menuruti semua keinginanmu tomoko. kamu bisa mengerti kan?
tomoko : *tidak berkata apa-apa
….
….
….
….
—————————————————————-
ditulis dalam rangka hari ini Kamis, 28 Februari 2008, rerere 23 tahun, sudah 11 orang sejak hari Jumat minggu lalu yang menyampaikan pujian seperti ini pada rerere
pujian #1 : “ih, lu tambah ndut aja,perut lo itu looo”
pujian #2 : “ya ampun bang, abang PMDK nih (merasa diledek karena PMDK berarti Persatuan Mahasiswa Dua Koma, ternyata yg dia maksud Perut MenDahului Karier).”
pujian #3: “ih, kayaknya makin maju ya…”
pujian #4: ” iya bener, lu buncit banget”
dst dst
biasanya semua pujian itu lewat begitu saja di telinga gw seperti asap kopaja. hitam, bau, tapi tinggal tutup hidung pake sarung tangan yang dikecrotin Aigner blue emotion pasti hilang baunya.
tapi yang membuat gw sadar adalah, celana gw sempit banget ya. pas gw mau mandi dan buka celana, kulit di pinggang terasa perih karena celananya kesempitan. kayaknya gw harus mengurangi makan (terutama yang enak2 dan bikin bokek) dan kembali rutin berolah raga seperti dulu.
ah, selamat tinggal tomoko simanjuntak. alter ego-ku, lapar mata dan nafsu makan membuncahku. selamat tinggal tomoko….
btw btw.. menurut kalian, benarkah tindakan gw untuk berpisah dengan tomoko???
pembaca blog ini : menurut gw sih re, lu sebaiknya…
gw : STOP STOP… jangan di sini. komen aja di bawah, biar lebih puas, okee..